Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning dengan Penggunaan Media dan Bahan Ajar Gambar Bermakna  dalam Meningkatkan Pastisipasi dan Minat Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran PKn

Penulis

  • Nurhayati, S.Pd Penulis

DOI:

https://doi.org/10.62518/sa53ps90

Kata Kunci:

Model Problem Based Learning, Penelitian Tindakan Kelas, gaya belajar

Abstrak

Melalui model Problem Based Learning    terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model Problem Based Learning  guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar (learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus tentang pelaksanaan nilai-nilai  Pancasila

Dalam model Problem Based Learning    melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing peserta didik. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada mendengarkan  orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan/mempresentasikan  dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodasi semua permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam praktek,  mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).

Berdasarkan hasil penelitian prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis melalui model Problem Based Learning    dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam hal pelaksanaan nilai-nilai  Pancasila  dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Unduhan

Diterbitkan

2025-04-24