Strategi Peer Coaching dalam Komunitas Belajar untuk Meningkatkan Kemampuan Asesmen Formatif Guru Matematika SMP

Penulis

  • Dr. H. Rustiyana, ST., MT., M.Pd., M.A.P. Birokrat Penulis

DOI:

https://doi.org/10.62518/rdp81q26

Kata Kunci:

Peer Coaching, Komunitas Belajar, Asesmen Formatif, Guru Matematika SMP, Kompetensi Pedagogik.

Abstrak

Kualitas hidup di masa depan sangat bergantung pada bagaimana individu dipersiapkan di hari ini, dan pendidikan memainkan peran krusial dalam menyiapkan individu yang mampu berdaya saing secara global. Dalam konteks pendidikan nasional, terutama dengan implementasi Kurikulum Merdeka, kompetensi pedagogik guru dituntut untuk mengelola pembelajaran secara optimal, termasuk dalam aspek evaluasi hasil belajar. Asesmen formatif (AF) menjadi fokus utama sebagai proses berkelanjutan untuk mengumpulkan bukti pembelajaran dan memberikan umpan balik instruksional. Namun, guru Matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) menghadapi tantangan spesifik dalam merancang dan mengimplementasikan AF secara objektif dan berkelanjutan, khususnya ketika menggunakan teknik Peer Assessment (PA) yang rentan terhadap subjektivitas dan inkonsistensi penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model strategis Peer Coaching (PC) berbasis Komunitas Belajar (KB) untuk secara efektif meningkatkan kemampuan guru Matematika SMP dalam melaksanakan Asesmen Formatif, khususnya melalui teknik Peer Assessment (Putra, 2023). Kajian literatur kualitatif digunakan untuk mensintesis konsep-konsep kunci, yaitu urgensi kompetensi pedagogik, prinsip AF, keunggulan dan tantangan Peer Assessment sebagai teknik AF, dan efektivitas Peer Coaching sebagai model pengembangan profesional non-klasikal.

Hasil kajian menunjukkan bahwa Peer Coaching yang terinstitusionalisasi dalam Komunitas Belajar menyediakan kerangka kerja lima tahap yang secara sinergis mengatasi masalah subjektivitas dalam Peer Assessment dan menjembatani kesenjangan kompetensi pedagogik guru. Model ini mengintegrasikan siklus perencanaan bersama, observasi kelas, refleksi terstruktur, dan umpan balik berbasis bukti untuk memastikan praktik AF yang valid dan reliabel. Penekanan pada pembelajaran sosial (social learning) dan pengalaman (experiential learning), sesuai dengan model 70:20:10, memungkinkan guru untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang kriteria penilaian dan strategi fasilitasi, yang pada gilirannya meningkatkan objektivitas dan kualitas umpan balik formatif kepada siswa. Strategi ini selaras dengan kebutuhan pembelajaran orang dewasa (adult learning) yang berorientasi praktik, dan merupakan langkah krusial dalam memastikan pendidikan Matematika yang adaptif, inovatif, dan berpusat pada peserta didik.

Unduhan

Diterbitkan

2025-12-12