Implementasi Pelatihan Flipped Classroom dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP di Era Digital
DOI:
https://doi.org/10.62518/hpg20j96Kata Kunci:
Flipped Classroom; Profesionalisme Guru; Era Digital; Kompetensi Pedagogik; Pembelajaran Hibrida.Abstrak
Latar Belakang dan Urgensi: Era digital dan sistem pembelajaran pasca-pandemi, yang ditandai dengan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas atau yang dikenal sebagai Era New Normal, menuntut pergeseran paradigma pembelajaran yang fundamental (Hidayat & Ningsih, 2022; Chalim et al., 2022). Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditantang untuk mengadopsi model pembelajaran yang tidak hanya mengintegrasikan teknologi secara efektif, tetapi juga mampu mengoptimalkan waktu tatap muka yang singkat (Hidayat & Ningsih, 2022). Flipped Classroom (FC) hadir sebagai model blended learning yang memanfaatkan teknologi untuk membalik pola tradisional penyampaian konten dan praktik, menjadikannya solusi strategis untuk mengatasi keterbatasan waktu dan meningkatkan keterlibatan siswa (Madang et al., 2022). Model ini memindahkan transfer informasi pasif ke ranah asinkron (pra-kelas), sementara waktu di kelas (sinkron) digunakan untuk aktivitas kognitif tingkat tinggi (HOTS) (Madang et al., 2022). Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain dan implementasi pelatihan FC yang terintegrasi dengan pendekatan pedagogis modern, serta mengevaluasi dampak spesifiknya terhadap peningkatan profesionalisme guru SMP (Madang et al., 2022). Fokus utama peningkatan profesionalisme mencakup penguasaan kompetensi pedagogik (termasuk penerapan Student-Centered Learning (SCL) dan pemetaan HOTS), kompetensi TIK, dan kompetensi manajerial dalam konteks pembelajaran hibrida (Lestari et al., 2021). Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah Kajian Literatur Sistematis (SLR) dan Sintesis Kualitatif (Nengsih & Mawardi, 2021). Pendekatan ini dipilih untuk merangkum, menganalisis, dan menginterpretasikan temuan empiris dan konseptual dari berbagai penelitian terkait pelatihan FC dan pengembangan profesional guru yang relevan untuk jenjang SMP/MTs (Chalim et al., 2022). Semua literatur yang disintesis dipilih dari publikasi yang diterbitkan hingga tahun 2023 (Chalim et al., 2022). Teknik analisis data berfokus pada sintesis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola kausalitas antara pelatihan FC, perubahan perilaku pedagogis guru, dan dampak pada hasil belajar siswa (Nengsih & Mawardi, 2021). Hasil dan Pembahasan Kunci: Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan FC secara signifikan meningkatkan profesionalisme guru dengan membekali mereka untuk (1) Menguasai Desain Kognitif yang cermat, memetakan keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS) ke fase asinkron dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ke fase sinkron (Nurhijrah, 2023); (2) Mengintegrasikan model saintifik, seperti Problem-Based Learning (PBL) atau Guided Inquiry ke dalam implementasi FC di kelas, terutama untuk mata pelajaran yang menuntut analisis mendalam (Madang et al., 2022); dan (3) Mengatasi tantangan manajerial terkait asesmen daring dan komunikasi dengan orang tua untuk memastikan dukungan pembelajaran yang optimal (Chalim et al., 2022). Peningkatan profesionalisme guru ini secara langsung berkorelasi dengan peningkatan motivasi, kemandirian, dan hasil belajar kognitif siswa MTs/SMP (Ubaidillah, 2019).
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Dr. H. Rustiyana, ST., MT., M.Pd., M.A.P. (Penulis)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.