Meningkatkan Potensi Murid dengan Model TIRTA
DOI:
https://doi.org/10.62518/24skjq05Kata Kunci:
Coach, Coachee, Coaching, TIRTAAbstrak
Murid bukanlah kertas kosong yang dapat ditulis sekendaknya. Mereka hadir dengan berbagai background berbeda, termasuk kemampuan dan potensi tentunya. Tugas guru untuk menjadikan ragam latar belakang tersebut untuk meningkatkan dan memosisikan mereka ke tempat tertinggi sesuai dengan potensinya.
Hal di atas sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam mewujudkan peran guru sebagai pendorong dan pembangun semangat murid, dan memberikan pengaruh kepada mereka untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Sebagai seorang yang dilatih untuk menjadi pemimpin pembelajaran, penulis dituntut bukan hanya untuk membantu berbagai masalah dan memberikan solusi. Serta nasihat kepada murid, namun juga juga diperlukan pendekatan yang efektif dan efisien dalam melejitkan potensi mereka secara mandiri dan bertanggung jawab.
Tentu diperlukan keterampilan yang komprehensif dalam melakukan hal di atas. Kemampuan berkomunikasi yang baik, menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai, mengidentifikasi permasalahan, merencanakan aksi, dan komitmen dalam perencanaan aksi yang bertanggung jawab.
Sebagai seorang Coach, penulis diharapkan mampu menjadi pemberi manfaat saat melaksanakan kegiatan coaching sesuai dengan fungsi coach itu sendiri. Kemudian, Coachee sebagai penerima manfaat kegiatan coaching dapat diarahkan secara mandiri untuk memberdayakan potensi yang dimilikinya.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Adhyatnika Geusan Ulun, S.Pd.,M.Pd (Penulis)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.