Blended Learning Berbasis Kolaborasi Daring: Strategi Efektif Peningkatan Kompetensi Abad Ke-21 Bagi Guru SMP di Kabupaten Bandung Barat
DOI:
https://doi.org/10.62518/ba0pph77Keywords:
Blended Learning; Kolaborasi Daring; Kompetensi Abad Ke-21; Guru SMP; Bandung Barat.Abstract
Pembelajaran abad ke-21 menuntut adanya pergeseran paradigma pendidikan, khususnya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang bertujuan membekali peserta didik dengan kompetensi esensial yang dikenal sebagai 4C: Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan Kolaborasi. Guru merupakan garda terdepan dalam transformasi ini dan harus mampu beradaptasi dengan laju perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun, guru SMP, terutama yang berada di konteks regional seperti Kabupaten Bandung Barat (KBB), seringkali menghadapi tantangan signifikan terkait variasi kesiapan infrastruktur dan rendahnya tingkat literasi digital yang memadai untuk mendukung pembelajaran inovatif. Kajian ini bertujuan merumuskan kerangka strategis penerapan Blended Learning Berbasis Kolaborasi Daring (BL-KD) yang dirancang secara spesifik untuk meningkatkan kompetensi 4C guru di KBB. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan pendekatan sintesis tematik, yang menganalisis hubungan kausalitas antara model Blended Learning, implementasi Kolaborasi Daring, dan mekanisme pengembangan profesionalisme guru pada jenjang pendidikan menengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa Blended Learning (BL) merupakan solusi pedagogis yang efektif karena mampu menciptakan keseimbangan antara interaksi tatap muka langsung—yang vital untuk transfer nilai, etika, dan karakter—dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh teknologi digital. Lebih lanjut, Kolaborasi Daring (KD), yang diwujudkan melalui Komunitas Praktik (Community of Practice/CoP) virtual, terbukti berfungsi sebagai meta-strategi pendampingan berkelanjutan yang krusial. Mekanisme ini sangat penting untuk mengatasi kesenjangan literasi digital antar guru, memastikan adopsi teknologi yang produktif, dan mengurangi resistensi terhadap metode pengajaran baru. Berdasarkan sintesis temuan, kajian ini mengusulkan Model Strategis Empat Fase yang dirancang untuk menginstitusionalisasi BL-KD secara sistematis. Fase-fase ini meliputi Analisis Kebutuhan, Desain Pedagogi Inovatif, Implementasi dan Pendampingan Taktis, serta Evaluasi dan Keberlanjutan. Penerapan kerangka ini diharapkan dapat memastikan peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru, yang pada akhirnya akan mendorong terciptanya lingkungan belajar yang lebih berpusat pada siswa (student-centered learning) yang mampu mengasah keterampilan 4C peserta didik.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dr. H. Rustiyana, ST., MT., M.Pd., M.AP. (Penulis)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.